Pilih Sekolah Pondok atau SMA luar? Baca Dulu Makanya!!

Sekolah di indonesia memiliki beberapa jenjang, ada PAUD (pendidikan anak usia dini), TK (taman kanak kanak), SD (sekolah dasar), SMP (sekolah menengah pertama) lalu SMA (sekolah menengah atas) dan Perguruan tinggi. Dijenjang SD kita ada pilihan lain, yaitu MI (madrasah ibtidaiyyah) yang sederajat atau setara, di SMP ada MTs atau madrasah tsanawiyyah, di SMA ada madrasah aliyyah. Perbedaanya adalah satunya negri, atau sekolah luar, dan satunya lagi sekolah berbasis agama islam. Eits, tunggu dulu, apasih mindset kalian tentang sekolah agama? kuno? ketinggalan zaman? atau tidak modern?

Okay kita akan bahas perbedaan sekolah basis agama dan sekolah negri atau sekolah luar, cap cus deh :

1. Modern atau kuno?

Pada hakikatnya, sekolah itu tergantung pada yayasan dan pengasuh dari lembaga tersebut. Ada yan bilang sekolah negri lebih modern, dan sekolah agama lebih kuno. Disini ada beberapa faktor, pertama, masalah pendanaan, sekolah negri, memiliki dana dari pemerintah, dan jumlahnya lumayan lah, sedang kan sekolah agama dananya cenderung di swasta, ya mungkin masih ada dana pemerintah tapi tidak sebesar yang diberikan pada sekolah negri. kedua, posisi geografis, sekolah agama cenderung jarang di kota, iya sih ada banyak tapi tidak sebanyak sekolah negri. Tentu berimbas pada kemajuan teknologi antara di kota dan bukan kota. Dan sekolah agama seperti MI, MTs, MA dan pondok pesantren lebih diminati di selain kota seperti di desa desa, karena biasanya masalah pembiayaan lebih murah di sekolah agama ketimbang sekolah negri, pendaftaranya juga mudah di sekolah agama. Meski seperti itu, bukan berarti mutlah loh ya, ada juga pondok besar, di kota pula, dengan biaya bulanan mahal dan sekolah asramanya sangat modern juga ada. Tergantung lembaga apa, bahkan, ada pondok pesantren bisnis sekarang. Kan keren bukan?

2. Mencari kerjanya bagaimana setelah lulus? Mau jadi apa?!

Kerja itu tergantung pada keahlian dan bidang masing masing, kembali ke jurusan yang kita kuasai, di sekolah agama, berarti besar kemungkinan akan menjadi kisaran dai, ustad, pengajar agama, mentri agama, KUA, pengurus masjid, dll. Dan yang SMA negri atau sekolah luar, sesuai di jurusanya juga, yang di IT ya jadi IT, yang di IPA jadi dokter, perawat, ahli botani, yang di otomotif jadi bengkel, teksini, dll.

Hoax yang beradar adalah, santri dan anak aliyah itu susah kuliah dan cari kerja! ya itu semua hoax, nyatanya teman teman saya yang dari aliyah dan pondok mampu bersaing diantara anak anak luar. Ada yang punya rumah sakit, punya rumah makan, jadi dokter, jadi arsitek, di mentri agama, di bank negara, TNI, polisi, semua ada.

Semua kembali di diri masing masing dan lingkungan, jika anaknya punya kemampuan dan lingkungan mendukung, niscaya anak itu mampu meraih cita citanya tentu dengan kehandaknya, tapi umunya, anak agama itu ambil beasiswa di timur tengah dan itu sangat banyak loh! Atau mengisi profesi sebagai pengajar agama juga tidak buruk loh! Gaji nya lumayan, biasanya tidak terikat tingkat pendidikan karna mempioritaskan pemahaman agamanya, dan sekarang dibeberapa lembaga pendidikan agama sudah memiliki jaringan yang sangat luas untuk lulusan lulusanya, sehingga apabila sudah terlahir lulusan lulusan dari lembaga itu maka langsung ditarik ke lembaga lembaga lain yang sudah menjalin hubungan tersebut. Tentu kembali kepada lembaga pendidikan yang dipilih.

3.

Comments

Popular Posts